Rabu, 10 Oktober 2012

PENGAWASAN PROYEK


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perencanaan dan pengawasan proyek adalah suatu tindakan/kegiatan untuk mengembangkan, merencanakan serta mengarahkan tujuan dari suatu kegiatan yang dilakukan sementara, yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan biaya yang sudah ditentukan. Tujuan dari perencanaan dan pengawasan proyek adalah agar suatu perusahaan dapat berjalan atau berproduksi dengan baik. Untuk itu, pengawasan harus sesuai atau sejalan dengan perencanaan (yang telah ditetapkan) yang akan dilaksanakan. Jika tidak, maka perusahaan tidak akan berproduksi dengan baik. Perencanaan dan pengawasan yang efisien perlu penjadwalan yang efektif dari setiap kegiatan yang dilakukan.
Percepatan penyelesaian proyek tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya suatu perencanaan yang baik. Alternatif yang bisa digunakan untuk menunjang percepatan aktifitas adalah dengan melaksanakan kerja lembur, disamping adanya usaha-usaha khusus lainnya seperti menggunakan alat yang lebih canggih. Dengan adanya penambahan jam kerja otomatis mempengaruhi biaya total dari proyek. Untuk melakukan analisis penambahan jam kerja dengan biaya yang terjadi dapat dilakukan dengan metoda Time CostTrade Off Analysis atau analisa pertukaran waktu dan biaya. Maksudnya adalah mempercepat waktu pelaksanaan proyek dan menganalisa sejauh mana waktu dapat dipersingkat dengan menambah biaya terhadap kegiatan yang bisa dipercepat kurun waktu pelaksanaannya.
Untuk itu, dalam praktikum perencanaan industri kali ini dipelajari tentang bagaimana mekanisme perencanaan dan pengawasan proyek dapat berjalan secara optimal sehingga proses produksi dapat berjalan lancer dan keuntungan maksimal.

1.2  Tujuan
  1. Mahasiswa mampu membuat rencana pengerjaan suatu proyekdengan membuat jadwal pengerjaan sertamengidentifikasi lintasan kritis
2.      Mengetahui dan mengaplikasikan mengenai estimasi satu waktu, estimasi tiga waktu, dan tabrakan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Penjadwalan yang efektif dari kegiatan merupakan bahan esensial bagi perencanaan dan pengawasan proyek yang efisien. Kegiatan-kegiatan proyek bisa dijabarkan menggunakan satu atau tiga pendugaan waktu (optimistis, modal, pesimistis). Pilihan berikut bisa digunakan untuk membuat pendugaan peluang. Biaya kegiatan bisa digunakan dalam masalah pendugaan waktu tunggal. Penyelesaian mendasar terdiri atas:
  1. Jalan kritis (critical path)
  2. Waktu penyelesain proyek yang diharapkan (expected project completion time).
  3. Waktu mulai dan selesai yang paling awal dan paling akhti (earliet and latest start and finish times).
  4. Waktu jeda untuk masing-masing kegiatan (salck time for wach activity).
(Anonim, 2009).
Perencanaan proyek merupakan bagian terpenting karena dapat diciptakan suatu bangunan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan akhir. Karena rencana proyek yang dapat dibuat berisi ringkasan proyek, rencana proyek, persyaratan. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan, perincian tugas, serta sifat kegiatan, maka diharapkan dapat tercapai koordinasi dan komunikasi yang merupakan dasar pengawasan (Buffa, 1993).
Perencanaan dan pengawasan proyek yang efisien dapat dilakukan dengan penyediaan yang efektif dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Cara mengawasi pelaksanaan proyek yaitu diserahkan sepenuhnya pada orang yang melaksanakan proyek tersebut. Tetapi cara ini memerlukan berbagai persyaratan seperti pimpinan proyek harus dapat mengenali penyimpanagan sedini mungkin dan melaporkannya pada yang berkepentingan serta dapat mengambil tindakan penyelamatan  secara mandiri (Resokardipraja, 1988).
Maka dapat dijelaskan perencanaan dan pengawasan proyek disini merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk mengembangkan, merencanakan serta mengarahkan tujuan dari suatu kegiatan yang dilakukan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dan biaya yang sudah ditentukan (Harjanto, 1999).
Berdasarkan penggambaran jalan kritis kegiatan dalam proyek dapat dididentifikasi waktu penyelesaian suatu kontrak secara normal dengan biayanya sekaligus. Apabila pemberi kontrak, pemerintah misalnya menghendaki waktu penyelesaian kontrak lebih cepat dari waktu normal, maka akan timbul keterlambatan kontrak sehingga perlu dibayar ganti ruginya (Dradjojo, 2000).
Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang study kelayakan (feasibility study), namun pada dasarnya semua teori tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu tentang layak atau tidak suatu proyek (biasanya proyek investasi) itu dilakssnakan.“Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang ilmu pengetahuan dilaksanakannya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil” (Husnan, 1994).
Pengertian PERT menurut adalah Untukmembagi keseluruhan proyek ke dalam kejadian dan aktivitas. Suatu kejadian menandaimulainya atau selesainya tugas atau aktivitas tertentu. Suatu aktivitas di sisi lain adalah suatutugas atau subproyek yang terjadi antara dua kejadian(Jay Heizer, 2005).
Optimisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optima (nilai efektifyang dapat dicapai). Optimisasi akan selalu merujuk kepada studi permasalahan yang mencobauntuk mencari nilai minimal atau maksimal dari kasus tersebut.
Menurut ada perbedaan mendasar antara kegiatan proyek dengankegiatan operasional yaitu:Kegiatan Operasional yaitu kegiatan operasi didasarkan pada konsep yang mendayagunakan sistem yang telah ada, dapat berbentuk pabrik , gedung, atau fasilitas lain secara terus-menerus dan berulang-ulang. Kegiatan Proyek yaitu bermaksud mewujudkan atau membangun sistem yang belum ada contoh dari suatu kegiataan operasional yaitu memproduksi semen di pabrik atau merakit mobil di bengkel (Iman, 2002).



BAB 3. SKEMA KERJA


Ø  Estimasi satu waktu (QM for windows)
Qm For windows

Pilih modul

Dipilih project managemen (PERT/CPM)

New probel

Singgle estimet (satu waktu)

Di isi number of task

Masukan data

Analisa hasil perhitunganya

Ø  Estimasi tiga waktu (Qm for windows 2)
Qm For windows

Pilih modul

Dipilih project managemen (PERT/CPM)

New probel

Tripel time estimate

Di isi number of task

Masukan data

Analisa hasil perhitunganya

Ø  Tabrakan (crashing)
Win Qsb

Dipilih PERT/CPM, new problem

Di isi number (atribut, number of activity) dan
centang normal time, crash time, normal cost,crashcost

klik ok

input data

solve and analysis

normal time

rset pert cost table

perform crasing analysis

ok




BAB 4. PEMBAHASAN


Pada praktikum kali ini kita menggunakan tiga metode yaitu: laporan estimasi satu waktu, estimasi tiga waktu dan metode tabrakan (Crashing). Pelaksanaan suatu proyek harus selalu ditinjau kembali setiap waktu, supaya tanda-tanda kemungkinan pelaksanaan yang menyimpang dari rencana semula (Handoko, 2000).
Pada hasil analisa contoh soal yang dilakukan pada metode satu waktu pengaturan slacknya mudah, pembagian waktu tunggal dan berdasarkan waktu aktifitas, system penyusunannya mudah dan tapi hanya dalam satu waktu pengawasan. Pada metode tiga waktu system penyusunannya rumit, pembagian waktu banyak yang berdasarkan 3 waktu yaitu waktu optimis, waktu mungkin dan waktu pesimis serta pengaturan slacknya lama. Sedangkan pada metode tabrakan, waktu aktifitas dengan waktu pengawasan bebenturan sehingga slack yang terjadi berulang – ulang.
Kegiatan – kegiatan proyek dan pengawasannya dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau tiga bentukan waktu ( optimis, modal, pesimistis). Untuk metode satu pendugaan waktu, biaya kegiatan yang digunakan untuk membuat pendugaan, perencanaan, serta pengawasan dari suatu proyek. Selain itu ada strategi optimal yang digunakan untuk merencanakan dan mengawasi proyek dengan waktu yang lebih singkat yaitu dengan metode tabrakan.
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dirancang untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian sehingga tidak langsung terlibat dalam optimasi. Menurut Dimyati (1999:177) dalam menggambarkan suatu network digunakan simbol sebagai berikut:
Anak panah = arrow (arc), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu). Baik panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti, jadi tidak selalu menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap aktivitas, yang menunjukkan bahwa suatu aktivitas dimulai dari permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
Lingkaran kecil = node, menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) di sini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.

Anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan / aktivitas semu atau dummy. Dummy di sini berguna untuk membatasi mulainya aktivitas. Seperti halnya aktivitas biasa, panjang dan kemiringan dummy ini juga tidak berarti apa-apa sehingga tidak. Untuk memudahkan perhitungan waktu digunakan notasi-notasi sebagai berikut.
TE : earliest event occurance time, yaitu saat tercepat terjadinya kejadian/event.
TL : latest event occurance time, yaitu saat paling lambat terjadinya kejadian.
ES : earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya kegiatan/aktifitas.
EF : earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya kegiatan.
LS : latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya kegiatan.
LF : latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya kegiatan.
  t : activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (biasanya dinyatakan dalam hari).
S : total slack/total float.
SF : free slack/free float.
              Pilihan berikut bisa digunakan dalam masalah pendugaan waktu tunggal. Penyeleseian mendasar terdiri dari:
1.      Jalan kritis (Critical Path)
2.      Waktu penyeleseian proyek yang diharapkan (Expected Project Completion Time);
3.      Waktu mulai dan selesei yang paling awal dan akhir (Earliest and Latest Start And Finish Times);
4.      Waktu jeda untuk masing-masing kegiatan (Earliest and Latest Start and Finish Times).
Penjelasan dari masing-masing pendugaan waktu adalah, sebagai berikut:
1.      Jalan kritis (Critical Path)
Critical Path Method (Metoda Jalur Kritis) dengan berbagai derivasinya adalah salah satu tools dalam teknik penjadwalan Manajemen Proyek yang dapat mengatasi persoalan dan pertanyaan di atas. Dari ratusan aktifitas proyek, mungkin hanya 20% saja yang harus diperhatikan prioritasnya karena aktifitas tersebut terletak pada jalur kritis. Jalur kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Dengan teridentifikasinya Jalur Kritis, maka kita bisa memonitor pekerjaan yang paling kritis yang paling berpengaruh pada jadwal proyek. Dengan jalur kritis pula kita bisa identifikasi aktifitas mana yang sebaiknya dipercepat pada program Fast Track. Dengan jalur kritis pula kita bisa menyusun Corrective Action dengan efek yang palin berpengaruh.
2.      Waktu penyeleseian proyek yang diharapkan (Expected Project Completion Time)
Merupakan waktu yang harus dicapai dalam suatu penyeleseian proyek. Waktu tersebut sebagai suatu yang harus dicapai untuk analisa estimasi terseleseikannya proyek/task.
3.      Waktu mulai dan selesei yang paling awal dan akhir (Earliest and Latest Start And Finish Times)
Merupakan penentuan waktu mulai dari jatah waktu yang dipertimbangkan untuk menyeleseikan suatu proyek/task. Hal ini dapat dipertimbangkan untuk menghindari crashing time. Crashing time dapat menyebabkan terhambatnya waktu yang seharusnya dapat maksimal dilakukan suatu pekerjaan.
4.      Waktu jeda untuk masing-masing kegiatan (Slack Time for Each Activity).
Waktu jeda adalah perbedaan antara panjang waktu untuk menyelesaikan suatu proyek dan sejumlah waktu total yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu, akan di dapatkan satu atau
beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (Dimyati dan Dimyati, 1999:180).
Lintasan kritis adalah jalur atau jalan yang dilintasi atau dilalui yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan. Dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek secara keseluruhan (Badri, 1997:23).
Untuk menentukan lintasan kritis diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Perhitungan Maju (forward computation).
Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju ke terminal event. Tujuannya ialah menghitung saat yang palingcepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya sertadiselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES, dan EF).
b. Perhitungan Mundur (backward computation).
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF).
c. Perhitungan kelonggaran waktu (float atau slack)
Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, ini dapat dipakai pada waktu penggunaan jaringan kerja dalam praktek dan memungkinkan digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan dan tenaga kerja. Float ini terbagi atas dua jenis yaitu total float dan free float. Total Float (kelembanan suatu kegiatan) adalah jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu kegiatan dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaiaan proyek secara keseluruhan. Karena itu, total float dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada kegiatan (LS-ES), atau dapat pula dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya kegiatan dan saat paling cepat diselesaikannya kegiatan (LF-EF). Dalam hal ini cukup dipilih salah satu saja.

Manfaat analisa jalur kritis
1. Dapat diketahui rencana proyek secara terperincisebelum proyek berjalan.
2. Dapat diketahui berapa lama proses produksimemakan waktu.
3. Manajemen dapat mengetahui kegiatan mana yangperlu pengendalian cermat.
4. Dari jalur bukan jalur kritis dapat diketahui besarnyaidle capacity (kapasitas menganggur) yaitu denganmelihat besar slack dan floatnya.
5. Slack dan float adalah perbedaan waktu paling cepat(earliest time) dengan waktu paling lambat (latesttime). Jadi merupakan perbedaan antara ES dan LSatau antara EF dan LF. Istilah slack digunakan dalamjaringan berdasarkan kejadian (event) sedangkan floatdigunakan berdasarkan kegiatan (activity)
          


BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.      Perencanaan dan pengawasan proyek yang dilakukan perusahaan dapat di identifikasi secara tepat dengan menyesuikan estimasi yang berbeda sehingga dapat dibuat estimasi waktu yang berbeda pula
2.      Untuk menentukan lintasan kritis diperlukan langkah – langkah sebagai berikut Perhitungan kelonggaran waktu (float atau slack), Perhitungan Mundur (backward computation) dan Perhitungan Maju (forward computation).
3.      Untuk metode satu pendugaan waktu, biaya kegiatan yang digunakan untuk membuat pendugaan, perencanaan, serta pengawasan dari suatu proyek. Selain itu ada strategi optimal yang digunakan untuk merencanakan dan mengawasi proyek dengan waktu yang lebih singkat yaitu dengan metode tabrakan.
4.      Jalur kritis adalah jalusr waktu terpanjang yang melalui jaringan. Dengan  menggunakan janalisa jalurkritis maka akan membantu menentukan jadwal proyek, yang  mana perlu menghitung dua waktu awal dan akhir untuk tiap kegiatan;

5.2 Saran
Laporan terakhir ne mas asisten kasih nilai bagus ya....^_^
  


DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Perencanaan Industri. Jember: FTP UNEJ
Dimyati, T dan Dimyati, A. 1999. Operation Research Model – model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Dradjojo, A. 2000. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga.
Heizer, J, dan Render, Barry. 2005.Manajemen Operasi. Terjemahan, Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Handoko, T, Hani. 1984. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan OperasiEdisiI. Yogyakarta: BPFE

Herjanto, Edy. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi II. Bogor: SPIKG Gratika Mardi Yuara.

Resokardipraja. 1998. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE
Soeharto, Iman. 2002.Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Subagyo, Pangestu. 2000.Dasar – Dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar